Entah kapan terakhir aku membiarkan diriku merdeka dalam
aksara,
Dalam tipu daya metafora, dan jatuh-sejatuh-jatuhnya pada
rangkaian kata,
Akhir-akhir ini waktu membuatku terhimpit, dan segala
tuntutan membuatku terjepit,
Jadilah malam menjadi saksi, aku terlalu lelah, hanya
meringkuk dan tak membiarkan orang lain menanyaiku kenapa.
Lagu-lagu syahdu tak lagi mempan, serta untaian kata indah
analogi tak lagi berarti,
Aku terengah-engah, dan membiarkannya begitu saja tanpa tau
diriku sakit bagian mana,
Aku mengangguk menyadari, aku begitu menyerah pada ketidak
pastian, dan terlalu malu untuk bertanya.
Aku terlalu menyombongkan diri dalam kata mandiri,
bahwasanya tidak ada air mata yang menetes adalah pembuktian.
Aku bisa sendiri, aku tidak akan membiarkan apapun membuat
pipi ini becek.
Tapi nyatanya aku lelah, lalu hanya bisa diam karena terlalu
berat.
Ini lebih parah dari merindu. Aku ....takut kehilangan kamu.
apa-apaan nih, bagus bangeet ;;)
BalasHapusmakasiih :* punyamu jg, aku baca ulang yang "hey idiot" and damn, i want thaaaat
Hapuspenyair banget :D
BalasHapusnyehehe nggak kok sam, amatir. :p blog kamu juga seruu (y)
Hapus