Rabu, 10 April 2013

Rumah dan Perjalanan

Rumah kepada Perjalanan

Kamu memang tidak pernah menyuruhku menunggu. Karena akan sangat menjemukan dan kamu khawatir pipiku akan becek setiap melewati hari tanpa sebuah ketukan pintu, begitu katamu. Tetapi andai kamu tahu, setiap hujan turun aku selalu khawatir dan bertanya-tanya dimana kamu berteduh. Ketika angin terlalu kencang berhembus, aku takut dua tanganmu yang memeluk tidak cukup hangat untuk melindungi diri. Tenang saja, aku telah menurunkan semua jam dinding, agar menunggu tidak terlalu membuatku berdebar dan menjadikanku tidak sabar. Aku akan duduk tenang, sambil meyakini bahwa saat musim semi kamu akan datang.Jadi tenanglah, sampai saat itu tiba, aku akan baik saja.



Perjalanan kepada Rumah

Yang tidak kamu tahu adalah, bahwasanya dari jengkal pertama aku pergi, aku sudah merindukan kamu. Begitu hingga kini, merengkuhmu dalam doa adalah hal yang aku tidak pernah absen. Tetapi ini akan menjadi sesuatu yang tidak akan aku katakan,  aku tidak ingin bila aku berkata aku rindu, awan kelabu akan menggantung di ujung matamu. Terkadang, aku merasa sudah terlalu jauh berjalan, dan batu kerikil yang kuinjak semakin membuatku ingin pulang. Aku tidak ingin meninggalkanmu terlalu lama. dan tentu saja tidak ingin membiarkan gelap merangsek masuk dan membuatmu gelagapan. Tetapi pada akhirnya semua kupasrahkan pada waktu, bahwasanya ia berjanji akan mengganti semua lelah ini,semesta tidak akan membuatku sia-sia, konspirasinya akan membawaku menujumu, dengan seikat edeilweis, musim semi ini, dengan tepat waktu. Tenanglah, aku tidak lupa jalan pulang.



bagai sungai yang mendamba samudera,
ku tahu pasti kemanakan ku bermuara. - Firasat , Dee



Tidak ada komentar:

Posting Komentar