This is my hectic week.
Pulang ke kosan jam 6 sore aja udah untung banget. Biasanya pulang malem dan
masih harus ngerjain ini itu. Yak karena berbagai kegiatan yang menyita
waktu,tenaga,pikiran, dan bensin motor. Jadi buat yang di malang ngeliat
jalanan suhat mulus rapih tanpa ganjalan,itu karena aku keseringen
mondar-mandir kayak setrikaan kali ya *halah ngomong apa* Minggu-minggu ini
lagi disibukkin sama berbagai hal, urusan jadi panitia pemilwa (semacam pemilu) kampus, ospek
jurusan yang semacam nginep gitulah, belum lagi tugas kuliah. Hell : ))
Harus setidaknya bersikap
memiliki pundak yang kuat di depan orang-orang itu nggak gampang, iya ini udah
bukan umurnya, emang kalo aku bilang “aku capeeeek” ke orang-orang, semua
tanggung jawab bakal berkurang? Nggak. Yes, (sometimes) growing up suck.
Kalo boleh cerita , dulu pas
jadi ketua salah satu ekskul di SMA kurang lebih rasanya juga kayak gini. “Pokok
kalo ekskulnya jelek, yang salah ya ketuanya, yang diliat ya ketuanya”,gitu
kata Bu Anita. Its true, pernah aku makan di kantin sendirian ( bukan karena
jomblo ) , dengan kalemnya makan soto abis olahraga tiba-tiba beberapa kakak
kelas ngomong (dengan sengaja) “Mana nih majalahnya nggak keluar-keluar” | “iya
aku udah capek-capek foto blablaba” | “weits weits ada ketumnya loo” | |”oh ada
ketumnya ya, ya baguslah biar ngerasa” . NYEEETTTT soto BERKUAH tidak pernah
seseret ini ditenggorokan. Oh they just don’t know, masalahnya nggak segampang
itu buat nerbitin sebuah majalah. Yang bisa aku lakuin ya Cuma nelen itu
nyinyiran bersama soto (yang dipaksakan)
Waktu itu banyak yang nanya “majalahnya
mana?” bahkan my pimred juga sampe gupuh-gupuh gitu dan aku yang harus “ iya
nggakpapa, sabar : )” dan berbagai kata “menenangkan” lainnya biar semua nggak
ikut panic. Padahal sebenernya, tiap pulang sekolah sms darmo sambil nangis “majalahnya
nggak keluar-keluar :’( “ and him just like “sabar..coba diomongin lagi, di
atur lagi..” and bla bla bla yang aku jawab dengan “iya mo, sudah, tapi...”
berbagai tapi yang mungkin bikin darmo pusing , but thanks God dia orangnya
tenang, jadi akunya ikut tenang. Aku biasanya sms karena aku nggak mungkin
keliatan panic di sekolah, ada kalanya tanggung jawab adalah selangkah lebih
depan dari pada ego, senyesek apapun perasaan kita. Pernah sih udah nggak kuat
banget itu nyesek dikelas aku manggil darmo buat ke kelas dan tess...hilang semua pertahanan “
majalahnya nyandet lagi..blablablabla capek mo...harus gimana harus gimana”,
waktu itu sampe anak-anak ngira darmo ngapa-ngapain aku sampek aku nangis
ahahak. And as always dia dengan tenang mencoba membantu menguraikan benang
kusut dan bilang “nggakpapa nggakpapa sabar”.
And this night . i miss his “everything
gonna be okay” . Selain tanggung jawab yang semakin gede dan harus aku tanggung
sendiri, sekarang udah nggak bisa seenak jidat kalo sedih tinggal sms darmo dan
dia akan muncul dalam 5 menit , sekarang jarak FISIP UB dan KEDOKTERAN UNS
nggak sedeket 100 meter ipa lima dan ipa empat. Dia selalu bilang “jangan
ketergantungan sama aku lo ya”, aku tau aku harus mandiri, buat aku, jarak
adalah mempunyai bahu yang lebih kuat untuk menghadapi masalah, karena aku
nggak bisa berdiri dibelakang bahu kamu sambil nahan nangis kayak dulu. Aku tau
aku harus kuat, tapi nggak jarang saat sibuk dan capek-capeknya dalam hati aku
teriak “mo, aku capek :’( “ I don’t know, maybe i just miss him,hhhhhh everything
gonna be alright kan mo? : ‘)
Yang terbaik dari hari yg melelahkan dan masalah yang menumpuk adalah, aku dapat menceritakan kelemahanku tanpa takut terlihat lemah, kepada kamu.selalu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar