Jumat, 03 Januari 2014

Cur-Hat

Hai, malam ini lagi mood banget nulis setelah seharian suntuk,kepala mau meledak,nggak tau mau ngapain, dan kemudian accidentally lagu-lagu lama keputer. Buka posting-posting lama temen, senyum-senyum sendiri baca postingan dia jaman SMA. Jatuh cinta ala anak SMA itu selalu seru ya, seakan setiap kita nemuin someone kita akan jatuh sejatuh-jatuhnya dan sakit sesakit-sakitnya. Tapi kalau dibaca lagi sekarang jadi lucu banget. Dulu jatuh cinta adalah segampang-gampangnya bahagia, iya saat kita memakai seragam putih abu-abu yang legendaris itu, jatuh cinta hanya masalah hati dan upaya paling besar mungkin gimana kita mikirin nggak ketauan pas sering mondar-mandir depan kelasnya.

Dan semakin kita dewasa, semakin banyak hal yang harus dipikirin. Padahal proses jatuh cintanya ya sama sih, like Polaroid, instantly. Tapi ternyata banyak banget aturannya, harus mikirin dari segi masa depan, keluarga, agama, banyaaklah pokoknya mah. Saya masih inget bagaimana salah seorang sahabat saya bercerita tentang dia pusing bukan main mengenai hubungannya yang harus banyak dipertimbangkan. Saya selalu suka mendengar cerita, karena terkadang dari sana kita banyak sadar dan banyak belajar.

Saya juga nggak bisa toh membiarkan diri saya terus menerus kangen sama masa-masa itu. Masa dimana saya rasa hidup saya komplit, saya selalu punya orang yang ada telinga,bahu, tangan,mata, dan perhatiannya untuk diajak berbagi sedih dan bahagia. Sampai sekarangpun mereka bakal selalu ada, tapi ya people change, i mean, grow up. Lingkungan yang berbeda, jarak, kesibukan, dan banyak hal lainnya yang mungkin bikin mereka nggak lagi kelihatan sama. Mungkin mereka juga melihat saya berubah,saya juga nggak tau. But i swear,i miss them and i miss my self much.

Bukannya saya menolak untuk jadi dewasa, bukannya 'aturan-aturan' yang mengunci itu salah, mungkin saya cuma lagi adaptasi aja, Adaptasi bagaimana seharusnya berteman dengan lawan jenis, ya mo? Haha. Adaptasi gimana kalo mau cerita sama sher atau erin harus LAMA BANGET SETENGAH MAMPUS YANG MAU KETEMU. Adaptasi karena nggak bisa setiap hari gila-gilaan bareng vela dan elgeide. Bahkan buat ngobrol bareng ilma yang satu kosan aja susah, bahkan buat jalan-jalan bareng betty shinta ataupun shanti yang sama-sama di Malang aja janjiannya harus dari dua abad yang lalu.

i learn to accept kok, dengan ikhlas. Yes i do, believe me. Hahha Tapi yang namanya kangen ya mau digimanain deh?
jadi ijinin semalem ajanih buat kangen sama all-fun-things-about-being teenager haha.
Kangen setiap bangun tidur sampe mau tidur sama vela, berangkat sekolah yang selalu telat,nurutin maunya dia yang tiap hari pengen bakso.
Kangen kumpul dirumah ilma, dan nginep disana kayak rumah sendiri.
Kangen rumpik bareng sher,shinta,betty,desy dan formasi lengkap elsem.
Kangen ngebetein paski gara-gara fadrian.
Kangen deg-degan dimarahin senior KIR
Kangen nangis gara-gara majalah nggak jadi-jadi.
Kangen main ke ipa 4 buat minta ajarin darmo biologi dan bercerita dari A-Z hal nggak penting sambil liat mukanya datar-datar gimana gitu :v
Telat masuk, tidur pas matematika,bolos upacara, kuncir dua pas pelajaran olahraga, diam-diam kabur ke kantin bareng aji-tian, godain anam sama david. Kangen pake seragam SMASA (dan nggak harus mikirin besok pake baju apa) Bahkan  kangen buat mikirin, " kuliah ntar mau ngambil jurusan apa ya?"

Bahkan mungkin, tiap hal yang saya rindukan diatas, saya masih hafal betul detailnya.
Bel masuk, suara guru matematika saya yang khas, bahkan suara besi selokan sekolah jika terinjak.
Saya masih ingat betul bagaimana rasanya ubin sekolah ketika saya berlarian tanpa sepatu.
Sejauh ini, dari semua tumpukan klise kenangan, ternyata yang paling saya rindukan adalah diri saya sendiri. Waktu itu. karena ternyata, i already change too,grow up.
Menulis segamblang inipun sudah lama tidak saya lakukan, kebanyakan curhatan ceplas-ceplos hanya masuk draft. growing up is a crap, And yes i will admit it. tapi dalam tulisan kali ini, dalam semesta aksara kali ini, biarkan jari saya menari sama saat ia lincah berbicara, 3 tahun yang lalu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar