Tiba-tiba lagi pengen nulis gini karena terinspirasi kisah
salah seorang temen yang "gagal Move On", maaf ya buat Dita,saya
nggak akan bilang ke siapapun kalo itu kamu kok :’)*digerus jadi puyer*
Putus sama seorang makluk yang bernama pacar emang banyak
macem dan sebabnya, tapi intinya ya Cuma dua,putus baik-baik atau nggak.
Mungkin sebagian orang bakal bilang “ yang namanya putus baik-baik itu nggak
ada, kalo baik-baik kan gak mungkin putus”, bukan itu sih maksud saya, putus
baik-baik itu cara putusnya yang baik-baik, bukan sebab putusnya. Saya pernah
kok putus (dengan cara ) baik-baik, setahun yang lalu kurang lebih, saat makluk
hidup yang sekarang jadi mantan saya bilang kalo dia masih terlalu egois untuk
punya sebuah hubungan dan komitmen untuk saling berbagi, dan dia bilang gitu
disaat hubungan kami sudah hampir menginjak tahun ke-empat. MUAHAHHAHA
*kemudian keselek dispenser*, waktu itu untungnya dia ngasih saya waktu untuk mikir,
mungkin karena hubungan kami berangkat dari teman baik jadi bisa agak “selow”,
akhirnya saya mikir sekitar 1 bulan, menyiapkan mental dan segala macamnya
hingga saya putuskan bahwa hubungan adalah tentang 2 orang yang membangun, jika
salah satunya ingin berhenti, sekeras apapun saya berusaha, hasilnya akan
sia-sia.
Saya juga pernah ngerasain putus dengan cara nggak
baik-baik, karena suatu hal yang nggak bisa saya dan sejuta umat tolerir dalam
sebuah hubungan, dan mengharuskan hubungan itu di akhiri secepatnya, dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya..em oke fokus ._.
Tapi intinya saat saya memutuskan untuk “berhenti”, saya
benar-benar berhenti. I mean, setelah saya melewati tahap “putus”, ya saya
fokus buat move on. Move on buat saya itu nggak berarti ngelupain kok, lagian
semakin kita berusaha ngelupain,semakin kita gagal ngelupain, gitu menurut
teori Durkheim #durkheimgundulmu. Buat saya, move on adalah jalan terus tanpa
menengkok kebelakang, jadi saya akan fokus gimana bikin hidup saya bahagia,
tanpa sedikitpun mengintip masa lalu saya, dalam artian ya saya nggak akan
stalking timeline mantan, atau diam-diam cari tau hidup dia setelah nggak sama
saya itu bahagia atau nggak. Memang sih bakal ada hari-hari “kosong” setelah
kita nggak punya orang untuk ditanyain “kamu lagi ngapain”, ada dan manusiawi,
yang nggak manusiawi adalah kalo masa-masa itu kelamaan. Seminggu cukup untuk
menye-menye, no man is worth your tears twice!
Saya juga nggak pernah ngedoain hidup makluk-makhluk bernama
mantan itu untuk sengsara atau gimana, buat apa? Mending saya ngedoain hidup
saya bahagia J
Setiap orang yang singgah di hidup kita itu punya tujuan, entah itu melengkapi
kita atau....memberi kita pelajaran. Dan buat saya sesuatu yang gagal itu pasti
memberikan pelajaran. Lagian, hanya karena kita JATUH cinta sama seseorang,
bukan berarti kita DITANGKAP orang yang tepat kan? Mata kita bisa salah dan
pikiran kita bisa egois menunjuk seseorang adalah yang terbaik buat kita,tapi
jangan lupa,Cuma Tuhan yang tau mana yang terbaik buat kita.
Saya meyakini tentang waktu Tuhan yang tidak pernah
terlambat, Dia tau waktu yang tepat, untuk mendatangkan orang yang tepat pula,
sembari menunggu waktu itu baiknya kita memperbaiki diri, agar kita juga pantas
untuk yang terbaik. Karena saya pernah baca, kenapa Tuhan belum mempertemukan
kita dengan jodoh kita? Mungkin karena nilai jodoh kita sudah 8 tetapi kita
masih 6, pernah dengarkan Wanita baik adalah untuk Pria yang baik pula kan? J
Oiya satu lagi, saya percaya tentang jodoh, tapi nggak
percaya sama konsep the one. The one that can make us happy, jangan pernah
menaruh titik kebahagiaanmu pada satu orang, selain makluk yang bisa membuat
kita jatuh cinta, teman,sahabat,keluarga,hobi dan yang lainnya juga bisa kok
bikin kita bahagia J
Oiya, bahagia juga tentang berdamai dengan masa lalu ;)
wow keren
BalasHapusgimana rasanya nelen dispenser?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuspostinganku sepanjang itu dan kamu cuma bahas gimana rasanya aku nelen dispenser? Salut! -_-
Hapus