Sabtu, 05 Januari 2013

You Are the Apple of My Eye

"ini ya nyil pasti jadi sama ini", ibek nunjuk 2 pemeran utama dari film yg kita tonton di leptop
"iya bek, ketebak ya bek,tapi aku penasaran gimana caranya mereka bisa jadi", aku jawab sambil manggut-manggut. Yak itu awal persepsi kita pas nonton film ini. Judulnya kayak yang di judul *halah* "You Are The Apple of My Eye". Jadi ceritanya awalnya klise, 2 cowok cewek, sekelas, yang cewek pinter , yang cowok males bin aneh bin ganteng tapi. Kelakuannya si cowok ini kayak 'monyet'. Lalu si cowok berubah rajin (tapi kelakuan tetep kayak monyet..but still handsome *penting ya nyil* ). Akhirnya mereka lulus dan pisah univ, si cewek tau sih kalo cowok itu suka, si cowok lamaaa banget yang pdkt. Dan si cewek juga suka, tapi...




(dispasi agak banyak biar penasaran (?) ) ) akhirnya...si cewek nikah sama orang lain walopun mereka berdua masih saling suka. iya itu endingnya, iya bukan ilusi, iya bukan april mop. Entah alasannya apa, tapi yang jelas  pas itu si cewek bilang gak ngasih tau dulu perasaannya ke cowok karena kata dia,pdkt itu masa paling indah dan dia mau lama-lama ngalami masa indah (GIRLLSS???) terus si cowok juga nggak nembak-nembak karena nggak mau ngurangin egonya dan katanya mau memantaskan diri dulu sebelum minta jawaban dari si cewek ( GUYSS?).
Sumpah bikin emosi banget. ini tah yang namanya nunggu selama-lama-lama-lamanya? Ternyata mendem rasa dan gak punya keberanian itu serem banget yaah *baca yasin*. Jadi inget postingannya bang oka,
aku repost yaa..


Duduk. Dan berpikirlah.
“Aku yang lebih sayang sama kamu dibanding dia!”
Kalimat itu bukanlah sebuah persoalan, karena besar atau tidaknya sebuah sayang tidak akan berarti apa-apa kalau semua itu cuma dipendam.
Memendam perasaan bukan cara yang bagus untuk menunjukkan seberapa besar sayangnya kamu untuknya.
Risiko terbesar memendam perasaan adalah melihat dia dimiliki seseorang yang sayangnya tidak sebesar sayangmu.
Mau sayangmu lebih besar dari sayangnya, atau biarpun kamu yang lebih dahulu jatuh cinta padanya, semuanya sia-sia jika hanya dipendam.
Kamu boleh bangga punya sayang lebih besar atau lebih dulu jatuh cinta padanya, tapi pemenangnya tetap mereka yang mengungkapkan.
“Memendam perasaan” adalah makhluk yang akan menggerogoti hati sendiri… sampai habis. Tak bersisa.
Memendam perasaan adalah bom waktu. Tinggal tunggu, meledak menjadi ungkapan perasaan, atau menjadi ledakan tangisan.
Memendam perasaan karena takut jika mengungkapkan malah membuat jauh? Justru dengan memendam, kamu menjauhkan hati kamu, dengan hatinya.
Mereka yang sayangnya lebih besar tapi dipendam, terduduk di pojok hati penuh ruang. Mereka yang mengungkapkan, tersenyum menang.
Perasaan. Semakin dipendam, semakin tenggelam. Dalam diam.
Pada akhirnya, sayang yang lebih besar, cinta yg lebih dulu ada, tak ada apa-apanya jika dibandingkan rasa yang diungkapkan.
Untuk kamu yang memendam perasaan, selamat menunggu… selamanya.

Aku nggak mengambil resiko atas siapa saja yang tertohok atas posting kali ini ( ._.)v cuma pengen nulis karena sebel (sambil nangis) aja pas liat film ini. Ini deh aku kasih bonus hiburan *dipikir jalan santai ada hadiah hiburan* poster sama pemerannya yang ganteng.


cek gantengnya meskipun kelakuan kek monyet

terakhir deh. jadi inget quotenya fa

. " Saya bisa di ambil Tuhan kapan saja, yakin masih mau nunda bilang sayang?" #aihsedap



7 komentar:

  1. aaah pengen nonton tp males sakit hati

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. ...iyaa.sebenernya bener ya yan memantaskan diri,saking cowoknya ga bilang seh, jadi miss komunikasi:(

      Hapus
  3. "Aku nggak mengambil resiko atas siapa saja yang tertohok atas posting kali ini" padahal dirinya sendiri yg tertohok, eeh maap (^.^)v

    BalasHapus
  4. nyebelin ya mbak filmnya, tp bagus gitu nyenengin ceritanya. meskipun sering ada adegan anu.. nyeh

    BalasHapus